Thursday, June 9, 2016

Pro dan Kontra dalam penggunaan imunisasi

Pandangan Terhadap Pro dan Kontra
Dalam Penggunaan Imunisasi
            Sebelum saya masuk kedalam Pro Kontra tentang imunisasi, saya akan menjelaskan sedikit tentang imunisasi. Tujuan dari imunisasi ialah untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak kebal terhadap sesuatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit tertentu, maka dari itu imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak dan melalui mulut seperti vaksin polio (Notoatmodjo, 2007).
            Terdapat berbagai permasalahan tentang penggunaan imunisasi antara Pro dan Kontra. Jika kita hanya melihat Pro, mungkin kita akan menyetujuinya. Tetapi ketika kita melihat kesisi Kontra, tentunya kita juga dapat berubah pemikiran. Semua itu tergantung dari pendapat, pandangan, dan keyakinan anda. Pendapat Pro yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati karena, telah banyak kasus ibu hamil membawa virus Rubella, Hepatitis B, dan Toksoplasma yang membahayakan ibu dan janin, hal tersebut dapat dicegah dengan vaksin. Efek samping yang membahayakan dapat kita minimalisasikan dengan tanggap kondisi tubuh ketika hendak imunisasi dan jenis-jenis merek vaksin serta jadwal yang benar sesuai kondisi setiap orang. Pendapat Kontra yaitu vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang tertular infeksi yang latar belakangnya pengguna narkoba, obat bius, dan lain-lain. Efek samping lain membahayakan adalah mengandung mercury, thimerosal, dan zat-zat berbahaya lainnya yang dapat merusak sel tubuh.
            Menurut pandangan saya, segala sesuatu pastinya terdapat resiko temasuk dengan imunisasi. Masalah Pro dan Kontra terhadap imunisasi, tergantung dari pandangan dan keyakinan anda. Ketika kita menganggap imunisasi penting bagi kita baik dalam keadaan normal  maupun dalam keadaan darurat, tentunya kita akan menggunakannya meskipun kita mengetahui resikonya dan ketika kita menganggap tidak setuju akan penggunaan imunisasi karena takut akan dosa dan efek sampingnya, pastinya kita akan memilih kealternatif lain seperti vitamin yang memperkuat system imun. Jika masih ragu maka dapat dilakukan imunisasi yang tidak bertentangan dengan keyakinan yaitu dengan imunisasi syariat dan perubahan pola hidup.
Daftar Pustaka
Depkes RI. (2008). Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id/profil-kesehatan-indonesia-2008.pdf. Diakses 9 Desember 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Infeksi Nosokomial berhubungan dengan peran perawat dalam memeberikan asuhan keperawatan

Peran Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan
Berhubungan Dengan Infeksi Nosokomial
            Infeksi nosokomial dapat diartikan dengan infeksi yang didapatkan saat pasien dirawat di rumah sakit. Pasien yang dikatakan infeksi nosokomial apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: pada saat pasien dirawat di rumah sakit, tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi; pada saat pasien mulai dirawat di rumah sakit tetapi tidak didapatkan tanda-tanda klinik dari infeksi (Kozier, 2010). Untuk mengetahui seseorang dapat terinfeksi atau tidak apabila seseorang melakukan interaksi antara pejamu (pasien, perawat, dokter, dan lain-lain), agen (mikroorganisme pathogen), dan lingkungan (lingkungan rumah sakit, prosedur pengobatan). Infeksi nosokomial tidak hanya melibatkan pasien tetapi juga melibatkan perawat dan petugas kesehatan serta lingkungan rumah sakit yang kontak langsung dengan si pasien (Kozier, 2010).
            Infeksi nosokomial selain meningkatkan kesakitan pada pasien juga membebani biaya perawatan secara signifikan, meningkatnya ketidakmampuan, peningkatan biaya pengobatan, lamanya masa perawatan, dan masa penyembuhan yang memanjang mengakibatkan pasien semakin banyak menambah pengeluaran. Dari semua itu sering kali harus ditanggung sendiri oleh pasien yang dapat mengakibatkan kedaan pasien lebih memburuk. Pasien juga dapat terpengaruhi psikologisnya dan beban mental dikarenakan infeksi nosokomial itu sendiri.
            Jenis-jenis pencegahan infeksi nosokomial menurut Kozier (2010) yaitu: a). Penerapan standard precaution meliputi: mencuci tangan, menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) contohnya: sarung tangan, masker wajah, baju pelindung, dan pelindung mata; b). Kewaspadaan isolasi; c). Pembersih, desinfeksi, dan sterilisasi; d). Antiseptik dan aseptik. Dalam pencegahan infeksi nosokomial, adapun peran perawat yaitu dengan melalui perubahan perilaku dan kebiasaan perawat agar tidak menambah resiko pasien terinfeksi dengan menerapkan tindakan perawatan yang higienis, maka perawat dituntut  bertanggung jawab menjaga keselamatan pasien di rumah sakit melalu pencegahan kecelakaan cedera atau trauma lain dan mencegah melalui penyebaran infeksi berupa tetap mewaspadai penularan penyakit dengan cara megontrolnya untuk mencegah penularan mikroorganisme maka perawat tidak kontak langsung dengan pasien, peralatan yang terkontaminasi dan benda yang kotor.
Daftar Pustaka
Kozier, B., Erb, Glenora., Berman, A., dan Snyder, S. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi Volume 2. Penerjemah Pamilih Eko Karyuni dan Dwi Widiarti. Jakarta: EGC.

Sunday, June 5, 2016

patient savety anatara idealita dan realita di rumah sakit

Peran Perawat Dalam Patient Savety
Di Rumah Sakit Antara Idealita dan Realita
            Definisi Patient Savety, The institute of Medicine (IOM) mendefinisikan keselamatan pasien sebagai freedom from accidental injury. Sama halnya seperti Hughes (2008) menyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan pencegahan cidera terhadap pasien. Pencegahan cidera didefinisikan bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidak sengaja atau dapat dicegah sebabgai hasil perawatan medis. Praktek keselamatan pasien adalah mengurangi resiki kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan diagnosis atau kodisi perawatan medis.
            Tujuan adanya keselamatan pasien dirumah sakit adalah untuk terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit dan terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan (Depkes RI, 2006). Selain itu, peran dan tugas perawat dalam patient safety adalah untuk mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan keamanan obat-obatan, memastikan benar lokasi, benar prosedur dan benar pasien operasi dan pencegahan kejadian pasien jatuh. Perawat disini juga bisa mendidik pasien dan keluarganya agar keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan.
Mengapa perlu patient safety? Karena pada rumah sakit terutama di negara berkembang sangat riskan terjadi cedera pada pasien. Cedera pada pasien biasanya terjadi karena kelalaian dari petugas kesehatan. Kesalahan pemberian obat dan kesalahan dalam pembedahan merupakan cedera yang paling sering teradi di rumah sakit oleh petugas kesehatan atau perawat.
Namun pada kenyataanya, pada beberapa kasus diatas terlihat jelas bahwa kelalaian perawat dapat membahayakan keselamatan pasien. Seharusnya saat perawat sudah tidak fokus pada pekerjaannya, disini bisa dilakukan pergantian jam dinas. Perawat memiliki tanggung jawab untuk mengikuti operan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien dan tindakan yang akan dilakukan maupun dihentikan. Supaya tidak terjadi kesalahan pemberian tindakan sesuai dengan kondisi pasien. Disamping itu, terkait dengan hal ini perawat tidak menjalankan prinsip dengan benar dan tidak mengaplikasikan konsep patient safety dengan benar, terbukti dari kesalahan akibat tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan yang menyebabkan ancaman keselamatan pasien.


DAFTAR PUSTAKA
Hughes, Ronda. G.2008. Patient Safety and Quality an Evidence Based Handbook of Nurses. Rockville MD : Agency for Healthcare Research and Quality Publications.

Depkes RI, 2006, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (patient Safety).

Thursday, June 2, 2016

Pencegahan Injury
            Asslamualaikum wr.wb
            Perkenalkan nama saya Rinda Bagus Saputra dari Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman. Sebelum masuk perguruan tinggi saya sekolah di SMK Negeri 2 Purwokerto. Setelah lulusan dari SMK saya dan teman saya mendaki gunung merbabu yang terletak di kabupaten Magelang. Saya dan teman-teman naik bus ke lokasi gunung merbabu.
            Agar pada saat pendakian tercegah atau aman terhadap injury maka saya membawa perlengkapan yang lengkap. Disini saya akan menyebutkan peralatan yang menurut saya dapat mencegah injury pada saat mendaki gunung, antara lain:\
1.              1. Jaket gunung, jaket gunung merupakan alat yang sangat bagus untuk mencegah kedinginan pada saat mendaki gunung.
2.     2. Matras, merupakan alas tidur yang mencegah terjadinya penyakit paru-paru basah, karena menggukan matras pada waktu tidur mencegah terjadinya penempelan langsung antara kulit dengan tanah yang dingin.
3.           3. Sleeping bag, merupakan alat pengganti selimut pada saat tidur di gunung. Alat ini berfungsi untuk menghangatkan badan dan dapat menolong orang yang terkena hipotermia, karenan pada sleeping bag dibuat khusus dengan bahan yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
4.              4. Obat-obatan, obat-obatan disini yang saya maksud adalah obat pribadi. Obat yang dibawa sesuai dengan kebutuhan seorang pendaki. Misalnya pendaki tersebut merupakan penderita asma, maka pendeki tersebut membawa obat khusus untuk penyakit asma agar pada saat sewaktu mendaki penyakitnya kambuh dapat langsung diobati.
5.            5. Korek api dan senter, alat ini digunakan untuk penerangan agar saat mendaki pada waktu malam tidak salah langkah dan mencegah agar tidak masuk kedalam jurang. Korek api berfungsi untuk membuat api unggun agar menghangatkan tubuh dan memasak.
6.          6. Trekking pole/tongkat gunung, alat ini digunakan jika pada saat mendaki kaki kita terkilir maka trekking pole ini sangat berguna untuk membantu berjalan.
7.      Kacamata, alat ini digunakan untuk mencegah mata agar tidak terkena debu, sebab jika mata terkena banyak debu maka mata akan iritasi dan susah untuk melihat.
8.             7. Benang atau tali, alat digunakan untuk menolong pendaki lain yang jatuh atau terpelosot kedalam jurang.
Alat di atas merupakan pencegahan injury pada saat mendaki gunung. Gunakanlah alat diatas pada saat mendaki gunung agar dapat mencegah injury! Keselamatan merupakan hal yang paling penting pada saat mendaki. Itulah sebagian kecil pengalaman saya agar kita dapat mencegah injury pada saat mendaki gunung.

Wassalamualaikum wr.wb

Tuesday, November 10, 2015

REFLECTIVE ESSAY
BLOK CHARACTER BUILDING (CB)
LETS FUN
BATURADEN ADVENTURE FOREST
SEMESTER 1










RINDA BAGUS SAPUTRA
I1B015068






KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
Pada reflective essay yang Saya buat ini, Saya membuat reflective essay ini dengan menggunakan model model Gibbs yang memiliki 6 langkah agar mempermudahkannya dalam berefleksi.
1.      Description (mendeskripsikan atau gambaran tentang monumen pangsar)
Pada hari Jumat, 6 November 2015, Saya berangkat pukul 12.40 WIB menuju kampus keperawatan. Di kampus masih banyak teman Saya yang belum pada berangkat. Terlihatlah angkatan Saya yaitu angkatan 2015 keperawatan unsoed yang sedang berbaris untuk diabsen atau didata setiap kelompok anggotanya. Teman-teman dibariskan menurut kelompok masing-masing dan diabsen perkelompok. Setelah semua selesai absen dan angkutan hijau sudah datang semua dengan total 8 angkutan hijau, Saya dan teman-teman langsung berangkat ke Baturaden Adventure Forest (BAF). Sesampai disana Saya dan teman-teman dibagi perkelompok. Kelompok mahasiswa angkatan 2015 di jurusan keperawatan memiliki 8 kelompok. Tas dan barang bawaan ditempatkan di kantin untuk sementara waktu, sementara mahasiswa menuju ke lapangan BAF membentuk lingkaran besar untuk bermain game.
Disela-sela hujan yang turun tidak terlalu lebat, kita melanjutkan permainan tersebut dengan berhitung total mahasiswa sebelum permainan dimulai. Seusai bermain, dan dosen pun sudah datang ditempat tujuan, mahasiswa dibagi-bagi untuk mendapatkan tenda. Laki-laki yang berjumlah 13 orang dibagi menjadi 3 tenda. 2 tenda berisi 4 orang dan 1 tenda berisi 5 orang. Saya kebagian 1 tenda 4 orang dengan Ulum, Aziz, dan Yusuf. Setelah semua tenda dibagi dan barang-barang bawaan sudah ditempatkan di tenda masing-masing, Saya dan teman-teman menuju ke kantin dengan hidangan prasmanan sudah depan mata. Makan pun selesai, Saya bergegas sholat dan melanjutkan acara. Dengan total mahasiswa 87 orang yang datang dan 1 sakit dan tidak dapat berkenan hadir pada lets fun tersebut, dibagi menjadi 5 kelompok. Alhamdulilah Saya mendapatkan kelompok 3. Kami pun membuat yel-yel dan jargon kelompok. Sholat isya pun sudah Saya lakukan, dan segera berkumpul kelompok untuk membuat pentas seni yang akan dipentaskan pada api unggun 30 menit setelah ini.
Total anggota kelompok Saya adalah 17 orang. Pentas seni yang kami buat adalah menyanyi dan drama. Kami menyanyikan lagu persahabatan bagai kelompok, saat bahagia, mantan terindah, dan laskar pelangi,  3 orang diantaranya menjadi drama dan ikut menari. Kegiatan api unggun dimulai, kelompok 3 mendapatkan urutan ke 3 untuk menampilkan pentas seninya. Kelompok demi kelompok menunjukan pentas seninya masing-masing sampai tiba disaat kelompok 3 menunjukan pentas seninya yang telah dibuat tadi. Pentas seni pun berjalan dengan lancar dengan 5 kelompok menampilkan pentas seninya secara maksimal. Dikobaran api unggun yang besar, semua mahasiswa membakar jagung dengan api unggun tersebut. Jagung bakar pun siap disantap dengan ditemani roti tawar yang lezat dan secangkir jahe. Dosen dan mahasiswa menyanyi atau berkaroke sampai tiba larut malam jam 10. Semua mahasiswa diperkenankan tidur untuk melanjutkan kegiatan besok. Namun Saya dan 5 orang teman Saya berbincang dengan pak Nanda sampai larut malam pukul 00.00 WIB. Saya tidur kurang nyaman karenan dengkuran tidur teman Saya yang sangat keras. Pukul 04.00 WIB saya bangun dan segera cuci muka kemudian melanjutkan sholat subuh.
Setelah selesai sholat subuh, semua mahasiswa diperkenankan mengikuti gerak jalan menuju bukit yang amat indah dengan pepohonan yang rindang ditemani banyaknya pohon pinus. Semua mahasiswa kembali ke BAF dengan rute yang terjal dan dibawahnya terdapat puluhan sapi perah. Tibalah Saya dan teman-teman di BAF yang sebelumnya foto-foto pada saat berangkat dan pulang pada saat gerak jalan tadi. Hidangan nasi uduk dan lauk yang lezat menemani Saya dan semu mahasiswa untuk bekal sarapan. Seusai makan kami diberi waktu 15 menit untuk makan dan kemudian melanjutkan kegiatan. Seperti biasa semua mahasiswa berkumpul di kelompok masing-masing untuk memulai kegiatan. Kelompok 3 dengan mas Tata. Semua kelompok diwajibkan menyelesaikan 5 pos yang sudah ditentukan oleh panitia BAF.
Kelompok 3 pertama bermain wild wussy yaitu 2 buah tali yang kuat diikatkan di 3 pohon membentuk segitiga sama kaki. Saya sebagai Leader kelompok mengatur anggotanya supaya lancar bermain wild wussy. Semua anggota berpasangan untuk melakukan permainan itu sampai-sampai tidak ada yang berhasil menakhlukan pos tersebut kecuali Saya dengan pasangan Saya yaitu Yogi yang sampai ujung menakhlukan wild wussy. Sesuai pos ini kelompok 3 melanjutkan pos keduanya yang bernama Triangle.
Di pos 2 ini, kelompok 3 bermain triangle yaitu sebuah segitiga kayu dengan ujung atas segitiga diikat tali dengan jumlah tali 8 yang dengan 1 orang menaiki segitiga tersebut kemudian digerakkan oleh 8 tali yang dipegang oleh mahasiswa dengan setiap tali berisi 2 orang. Yang pertama mencoba adalah Yogi. Yogi berhasil menakhlukan tantangan tersebut. Kemudian Saya mencoba dan pada akhirnya Saya pun berhasil menakhlukannya. Setelah Saya yang terakhir mencoba adalah Hanifa. Dia pun sangat cepat menakhlukannya karena memiliki berat badan yang ringan. Pos 2 pun selesai kemudian melanjutkan ke pos 3.
Pos 3 memiliki permainan mouse trap atau biasa kita kenal dengan jebakan tikus. Permainan ini adalah mengandalkan 1 orang sebagai instruktor dan 1 orang lagi yang melakukan perintah instruktor dengan tantangan kalau si pemain gagal menghadapi rintangan tersebut maka instruktor akan terkena ember tumpah yang berisi air di atas kepalanya. Dari 17 orang anggota yang berhasil menjadi instruktor adalah 3 orang dan 3 orang tersebut semuanya perempuan. 2 laki-laki dikelompok 3 termasuk Saya tidak ada yang berhasil menjadi instruktor. Setelah semua anggota selesai bermain kelompok 3 melanjutkan permainannya ke pos 4.
Dalam pos 4 kali kita akan bermain tali kusut. Permainan jenis ini menggunakan tali sebanyak anggota kelompok dengan panjang tali 1 meter. Instruktor memegang tali tersebut kemudian semua anggota kelompok mengambil tali tersebut secara acak. Setelah semua mengambil, maka akan terjadi tali kusut, nah disini tugas masing-masing anggota adalah membuat tali tersebut agar tidak kusut lagi. Setelah semua anggota bekerja keras akhirnya tinggal tersisa 3 orang yang tidak dapat keluar dari tali kusut tersebut. Seusai di pos ini, kelompok 3 melanjutkan perjalan ke pos terkahir yaitu pos 5.
Pos terakhir ini yaitu pos 5 yaitu bermain flying fox. Saya sebagai Leader menjadi yang pertama untuk mencoba flying fox ini. Sungguh ini permainan yang menentang adrenalin seseorang. Sampai-sampai Saya ingin mencobanya lagi. Seusai pos ini Saya dan semua mahasiswa makan siang dan dilanjutkan sholat dhuhur. Setelah istirahat, kita sampai di puncak atau di penghujung kegiatan. Disini semua mahasiswa bergabung menjadi satu untuk menjaga 1 lilin yang menyala guna untuk membakar sebuah tali yang akan memberikan perpisahan kita di BAF ini. Lilin pun dinyalakan, semua mahasiswa membentuk benteng agar lilin tidak mati dari serangan tim-tim penyerang. Walaupun gagal beberapa kali, namun akhirnya kita dapat menyelesaikan permainan ini. Dengan hujan lebat dan senyuman senang semua mahasiswa disambut dengan sungai yang jernih berenang bersama untuk menutupi kegiatan ini. Semua mahasiswa membereskan barang bawaan dan akhirnya kita kembali ke kampus dengan naik angkot yang sama.

2.      Feeling (perasaan yang dialami setelah mengikuti kegiatan tersebut)
Dari kegiatan demi kegiatan yang dipandu oleh Instruktur yang bekerja di BAF tersebut, Saya sangat senang dengan semua kegiatan yang ada di BAF tersebut.

3.      Evaluation (mengevaluasi tentang kegiatan yang dialami)
Dari kegiatan di BAF tersebut Saya sadar bahwa dengan kerjasama, percaya sesama, sportifitas atau kejujuran, kita dapat melakukan semua rintangan dengan mudah dan dengan hasil yang maksimal.



4.      Analyze (menganalisis kegiatan tersebut)
Dari kegiatan tersebut, ternyata alam yang begitu indah dengan rumput yang terjaga dengan baik, permainan yang dibuat dengan bagus kita harus selalu menjaganya dengan baik.

5.      Conclusion (kesimpulan)
Kesimpulannya, Saya mengetahui bahwa kegiatan tersebut, dapat membentuk karakter mahasiswa menjadi lebih baik lagi. Mahasiswa yang sebelumnya kurang aktif dapat menjadi aktif dan bisa berpendapat sesuai dengan kehendaknya dan hak yang dimilikinya.

6.      Action Plan (rencan kedepan)

Rencana kedepan Saya dari kegiatan yang telah Saya lalui bersama teman-teman dan dosen Saya. Saya akan menjadi mahasiswa dengan karakter yang baik dan selalu berguna untuk orang lain. Dan Saya dapat bersama dengan semua teman-teman angkatan Saya dapat melakukan kegiatan tersebut lagi dengan permainan yang lebih ekstrim lagi.












Monday, October 26, 2015

REFLECTIVE ESSAY KE MONUMEN PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

REFLECTIVE ESSAY
BLOK CHARACTER BUILDING (CB)
KUNJUNGAN KE MONUMEN PANGLIMA BESAR
JENDERAL SOEDIRMAN
SEMESTER 1










RINDA BAGUS SAPUTRA
I1B015068






KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2015




Pada reflective essay yang Saya buat ini, Saya membuat reflective essay ini dengan menggunakan model model Gibbs yang memiliki 6 langkah agar mempermudahkannya dalam berefleksi.
1.      Description (mendeskripsikan atau gambaran tentang monumen pangsar)
Pada hari Kamis, 22 Oktober 2015, Saya berangkat kuliah pukul 06.20 WIB menuju kampus keperawatan. Di kampus masih banyak teman Saya yang belum pada berangkat. Sebelum Saya melewati gerbang kampus, terlihatlah 3 angkutan kota yang sedang berada diluar kampus. Kemudian Saya memanggil sopir angkutan tersebut untuk masuk ke kampus keperawatan dikarenakan mahasiswa angkatan 2015 termasuk Saya akan pergi ke Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang letaknya di Karang Lewas menggunakan angkutan kota untuk menuju ke monumen tersebut. Teman-teman dibariskan menurut kelompok masing-masing dan diabsen perkelompok. Setelah semua selesai absen dan angkutan kota sudah datang semua dengan total 7 angkutan kota, Saya dan teman-teman langsung berangkat ke tujuan. Sesampai disana Saya dan teman-teman dibagi perkelompok. Kelompok mahasiswa angkatan 2015 di jurusan keperawatan memiliki 8 kelompok. Kelompok 2,3,4, dan 7 masuk ke monumen sedangkan kelompok yang lain menunggu di luar monumen dikarenakan kapasitas orang yang masuk di monumen tersebut terbatas. Sembari menunggu kelompok yang lain selesai kelompok yang menunggu di luarpun bermain game dengan permainan ular sarung dan karet yang dibawa ke belakang menggunakan tepung dan sedotan untuk menghilangkan bosan. Saya bersyukur dalam permainan tersebut kelompok Saya yaitu kelompok 8 memenangkan game tersebut berturut-turut.
Setelah selesai bermain game kelompok yang menunggu di luarpun masuk ke monumen, karena kelompok yang tadi masuk ke monumen sudah keluar dari monumen. Saya dan kelompok lain dipandu oleh petugas instruktur yang bertugas di monumen tersebut. Instruktur memandu kelompok yang tersisa menjelaskan tentang perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Instruktur juga menjelaskan tentang gambar-gambar yang ada di monumen tersebut dan memperlihatkan semua gambar yang ada beserta penjelasannya. Setelah kelompok yang tersisa selesai, akhirnya semua kelompok bertemu kembali. Salah satu perwakilan kelompok mengambil snack dengan jumlah anggota kelompoknya untuk dibagikan ke anggotanya, begitupun dengan sopir-sopir dan dosen dibagikan snack oleh petugas konsumsi. Snack pun habis, seluruh sampah yang ada dibuang ke tempatnya untuk menjaga kebersihan monumen. Semua angkatan pun kembali ke angkutan untuk pulang kembali ke kampus keperawatan. Sesampainya di kampus keperawatan, Saya dan seluruh angkatan beristirahat untuk menunggu Lecture yang akan dilaksanakan 1 jam setelah istirahat.

2.      Feeling (perasaan yang dialami setelah mengikuti kegiatan tersebut)
Dari penjelasan demi penjelasan yang dijelaskan oleh Instruktur yang bekerja di monumen tersebut, Saya sangat tersentuh dengan perjuangan Jenderal Soedirman yang sangat berani dan pantang menyerah untuk mengusir penjajah yang menjajah bangsa Indonesia. Saya mengerti benar bahwa perjuangan beliau sangat berat. Saya merinding mendengar Instruktur menjelaskan tentang sejarah perjuangan beliau. Sampai sekarang pun Saya masih teringat sosok beliau yang menghadapi penjajah demi kemerdekaan Indonesia.

3.      Evaluation (mengevaluasi tentang kegiatan yang dialami)
Dari kegiatan kunjungan ke Monumen Pangsar Jenderal Soedirman, Saya sadar bahwa Saya belum bisa menjadi seperti Jenderal Soedirman. Tetapi Saya akan selalu berusaha untuk menjadi sosok seperti Jenderal Soedirman yang memiliki sifat yang bijaksana, pantang menyerah, cerdas, bertanggung jawab, berjiwa sosial dan lain-lain. Dalam kegiatan tersebut, Saya dan teman-teman sangat berantusias untuk menjadi pribadi seperti Jenderal Soedirman.

4.      Analyze (menganalisis kegiatan tersebut)
Dari kegiatan tersebut, ternyata dari gambar-gambar yang ada di Monumen Pangsar Jenderal Soedirman dapat menceritakan berbagai makna yang dialami oleh beliau. Selain itu, dari gambar tersebut, kita dapat lebih rinci mengetahui dan lebih mudah untuk mengetahui perjuangan jenderal kita. Gambar-gambar yang ada di monumen juga sangat indah dilihat dan bagus sekali dalam pembuatannya dan tekstur warnanya yang benar-benar dibuat dengan teliti dan kreatif oleh penggambarnya sampai kita tidak mengetahui cacat yang ada dalam gambar.

5.      Conclusion (kesimpulan)
Kesimpulannya, Saya mengetahui bahwa perjuangan yang dilakukan oleh pahwalan Indonesia benar-benar sangat gigih dan pantang menyerah untuk memerdekakan rakyat Indonesia agar terhindar dari penjajah. Mulai dari lahirnya, sekolahnya, hidupnya, perjuangannya, keadaannya, sangat jelas dan terperinci yang dijelaskan oleh Instrutur maupun yang ada pada monumen tersebut. Jenderal Soedirman memang pahlawan tanah air yang sampai saat ini masih dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia, karena beliau sangat antusias, pantang menyerah, dan rela berkoban dalam memerdekakan rakyat Indonesia.
6.      Action Plan (rencan kedepan)
Rencana kedepan Saya dari kegiatan yang telah Saya lalui bersama teman-teman dan dosen Saya. Saya akan mengubah diri Saya menjadi lebih baik lagi dan memiliki sifat yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman. Saya dan teman-teman dan juga seluruh generasi bangsa Indonesia tidak akan lupa akan perjuangan beliau dalam memerdekakan bangsa Indonesia yaitu dengan cara menjadi generasi yang baik untuk Indonesia agar Indonesia menjadi negara yang maju dan berkembang, menjadi negara yang makmur akan rakyatnya maupun negaranya.
Dari kegiatan tersebut juga ada dokumentasi yang telah Saya ambil dari kunjungan ke Monumen Jenderal Soedirman Diantaranya yaitu:








































Monday, March 10, 2014

Cara cepat, mudah, praktis dan simple membuat pcb

BAGI YANG MASIH PEMULA ATAU BEGINNER BISA MEMBACA ARTIKEL SAYA DIBAWAH INI, SILAHKAN DISIMAK;


CARA PRAKTIS MEMBUAT PCB 

Cara membuat PCB dibawah  ini menurut pengalaman saya adalah cara yang paling
praktis, selain biayanya sangat murah, hasilnya juga  tidak kalah menarik dan rapi
dibanding dengan cara menggunakan media Transfer Paper (original)  yang harganya
lumayan mahal atau Sablon dll yang barangkali akan lebih rumit.
bagi yang lain tidak ada salahnya untuk dijadikan sebagai alternatif.
Tips ini saya dapatkan dari seorang kawan dimilis elektronik, dan kebetulan sudah saya
coba beberapa model, termasuk  double side juga sangat memungkinkan dan ternyata
tidak terlalu jelek hasilnya.
Bahan-bahan dan peralatan yang harus disiapkan adalah :
1.  Printer Laser Jet (harus Tinta Toner) jika tidak ada bisa pakai mesin Foto Copy.
2.  Kertas bekas Kalender  dinding yang masih baik (tidak kusut/lecek)
3.  Papan PCB
4.  Kertas Ampelas (abrasive paper) No.P500 atau P600
5.  Setrika listrik
6.  Ferric Cloride
7.  Bor PCB
8.  Kikir (halus)
9.  Pisau (Cutter)
10.  Penggaris (stainless steel)
11.  Spidol kecil permanent (for OHP) produk SNOWMAN
12.  Komputer + Software PCB, tentunya… (hampir lupa..)
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Gambar saya buat dengan software PCBExpress, ntah salah settingnya atau type printer,
ketika gambar telah di Print, hasilnya tidak sesuai dengan ukuran komponen, terutama IC,
misalkan IC dengan jumlah Pin DIP-14, akan menyusut +/- 1mm. Meskipun  sudah dicoba
dengan beberapa merk dan type printer namun tidak ada perubahan, sehingga dengan
terpaksa file gambar harus saya convert ke MODIF/TIF.
 Jika menggunakan  Software Trax Maker  atau yang lain hasilnya akan sesuai dengan
skala, cuma saya belum terbiasa… (karena gak punya kali..)
Bagi yang menggunakan Software PCBExpress, agar hasil gambar PCB sesuai dengan
skala ukuran komponen terutama IC, maka setting dibawah ini perlu diikuti :
  Gambar dari Program PCBExpress disimpan/diprint dengan format MODIF
(Microsoft Office Document Image Writer) sehingga menghasilkan xxx.TIF (Tagged
Image File).
  Kemudian File.TIF tersebut dibuka dengan program ACDSee.
  Jalankan perintah Print-Æ Pilih Jenis Printer yg dipakai  Æ dan masuk ke
Preferences Æ Print Quality : High / Best Quality Æ Grayscale Printing Æ Page size
: A4 Æ Orientasi : Portrait  / Landscape Æ Printing Type : Scaled printing,
Scaling :  105% Æ press OK Æ Print Setup Æ Margin dibuat  0.00 (semua) Æ 
atur Size : Width : 8.27, High : 11.69  (A4) Æ press OK.
  Jangan lupa kertas bekas Kalender yang  bakal dipakai untuk ngeprint  tentunya
disisi yang masih kosong, usahakan kertas  kalender dipilih yang masih bersih
termasuk tangan kita juga harus bersih lho… tunda dulu kalau mau nyemil goreng
pisang… (berminyak).
Kertas bekas kalender
  Jika ragu ngeprint langsung ke kertas kalender, bisa dicoba dulu ke kertas biasa.
  Jika printer Toner tidak ada, maka hasil print diatas kertas biasa yang tadi lalu di
Foto Copy, tapi hasil Foto Copynya (Target) harus diatas kertas Kalender.  
Mencetak langsung dengan Printer Toner akan lebih baik hasilnya.
  Setelah ter-print ke kertas kalender dan memastikan tidak ada  trace yang putus, 
guntinglah gambar PCB tersebut kira-kira 2-3mm diluar  garis gambar.
  Potong PCB dengan pisau Cutter seukuran gambar PCB yang baru saja di-print, lalu
kikir bagian tepi PCB agar tidak menonjol..sampai permukaanya rata dan tidak
tajam.
  Ampelas seluruh permukaan PCB sambil dibasahi dengan air, lakukan proses
pengampelasan dengan cara  memutar searah jarum jam sampai bersih, lalu
keringkan. 
Lakukan pemolesan dengan kertas ampelas dengan
gerakan searah jarum jam, sambil disiram air sampai
permukaan PCB bersih.
Usahakan bekas goresan ampelas tidak begitu
nampak yang menandakan pemolesan berjalan
dengan “baik”.
  Panaskan Setrika, jgn putar sampai penuh, kira-kira arah di jam 12 Æ 2.
  Posisikan gambar PCB diatas papan PCB,  trace PCB (tinta Toner) menghadap ke
papan PCB (tembaga).
Posisi gambar menghadap ke PCB, dan usahakan permukaan meja setrika rata 
Kertas kalender ditutup dgn kertas polos
  Diatas kertas kalender lapisi dengan kertas biasa, agar Text yg ada di kalender
tidak menempel ke permukaan Setrika.
  Tekan Setrika agak kuat diatas kerta kalender yang sudah dilapisi dgn kertas biasa
tadi sampai kira-kira 30 detik sampai gambar menempel ke papan PCB dan lakukan
penggosokan secara merata ke permukaan yg lain.
  Waktu yang diperlukan selama proses setrika +/- 3 menit, jangan sampai lebih dari
4 menit karena jika terlalu lama biasanya gambar akan melebar/pudar.
   Setelah kertas kalender menempel ke PCB lalu dinginkan papan PCB dengan cara
di-angin-anginkan, jangan sekali-kali langsung direndam ke air atau diblow dengan
udara dingin / AC, gambar (toner) bisa  terkelupas sewaktu masuk pada proses
selanjutnya.
  Jika sudah benar-benar dingin, rendam papan PCB ke dalam air selama +/- 15 s/d
30 menit, tergantung dari tebal/tipisnya  kertas kalender, hingga kertas kalender
nampak basah pada permukaan bagian dalam, biasanya jika menggunakan kertas
kalender yang tipis… kertas akan terkelupas dengan sendirinya…. (terapung).
Setelah PCB dingin, masukan kedalam air
  Kupas kertas kalender pelan-pelan dengan tangan sampai gambar/trace nampak,
lalu sedikit-demi sedikit bersihkan sisa-sisa kertas yang masih nempel dengan
bantuan Sikat Gigi bekas, terutama kertas yang nempel pada bagian lubang/pads
komponen dan diantara traces sampai bersih.
  Jika terdapat trace yang terkelupas/putus, gunakan Spidol permanent untuk
membantu menyambungnya.
Pad / trace yang terkelupas, digambar ulang dgn spidol
  Masukkan Ferric Cloride secukupnya ke dalam “nampan plastic” yg tidak dipakai
atau beli baru di  serba 6-ribu, Ferric Cloride paling tidak 1 (bungkus) kemasang
Rp.500,-  harga di Pekanbaru, dan masukkan air panas/hangat secukupnya +/-
100ml (1/2 gelas), sampai seluruhnya lebur dengan air, jangan lupa penutup
hidung (masker) dan sarung tangan plastic/karet. Kalau saya sih gak perlu… ☺ 
(jgn ditiru lho..)
  Masukkan papan PCB kedalam larutan Ferric Cloride tadi, dan agar prosesnya lebih
cepat, bantu dengan cara menggoyang-goyang nampan, awass tumpah…
  Sambil diamati jika papan PCB sudah seluruhnya lebur, maksudnya tembaga yang
tidak tertutup oleh gambar/toner, maka angkat papan PCB dan bersihkan dengan
air yang mengalir (air kran). •  Untuk membersihkan gambar/toner, gosokan ampelas pelan-pelan sambil disiram
air kran sampai benar-benar bersih.
  Periksa kembali apakah terdapat trace yang putus.
   Bor papan PCB dengan mata Bor ukuran 0,8mm s/d 1mm.
  Bersihkan papan PCB, lalu mulailah menyolder.
  Setelah komponen tersolder seluruhnya, lakukan pengetesan, jika semuanya sudah
berfungsi dengan baik, segera lakukan penyemprotan papan PCB dengan Lacquer
produk PYLOX Clear128 atau produk   “rj”  (Acrylic Epoxy Spray Paint) harganya
sekitar Rp.14.500,- /kaleng (300cc). Tujuanya agar papan PCB tidak mudah Oxidasi
dan tampak mengkilap terus, syukur2 kalau ada PCB Varnis sebelum di Lacquer,
hasilnya akan lebih menarik.
  Proses pengeringan  selama +/- 10menit… mulailah merakit dan SELESAI sudah.
  Waktu yang dibutuhkan mulai dari proses Nge-Print sampai selesai Pelarutan
(Etching) +/- 30 menit.
  Jadi, mulai sekarang jika ada kalender dinding yang udah  kadaluarsa sebaiknya
jangan dibuang…


Selamat Mencoba…:-D
Electrical Art © 2008 Template by:
SkinCorner